Jumat, 13 Juni 2014

Surat Ayah

Dulu, Saat pertama kali meninggalkan kampung halaman untuk belajar, ibuku mengirimkan aku bingkisan yang didalamnya terdapat surat dari ayah. 
bingkisan itu adalah bingkisan pertama. surat itu pun adalah surat pertama yang aku terima dari ayahku. sebelumnya aku tidak pernah mendapatkan demikian
maklumlah, ini adalah sebuah perjalanan panjang
dan butuh waktu lama untuk menyelesaikannya

saat aku merasa susah di kampung orang, saat aku sedih dan mendapatkan ujian aku selalu membuka dan membacanya. 

Ayahku bukanlah pelajar. terlebih mau dikatakan sastrawan, namun nasihatnya yang begitu sederhana mampu membuatku kuat, dan bertahan.
surat ini dikirimkan di bulan syawal, saat pertama kalinya selama ramadhan dan idhul fitri aku tidak bersama mereka...



bismiillaahi Rahmanir  Rahim

assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah
Puji Syukur atas Rahmat Tuhan yang maha esa kepada kita semua, Hingga sampai hari ini alhamdulillah ayah dan ibumu sehat-sehat selalu
kakak dan adikmu juga sehat-sehat semuanya.

begitu pula harapah ayah dan ibu kepada nanda Herianto (Nama Asli Pemberian Ortu, kalau muslim itu  nama hijrah), mudah-mudahan dalam keadaan sehat selalu
ayah dan ibu mengucapkan selamat hari lebaran Idul Fitri...
mohon Maaf lahir batin
Selamat belajar menuntut ilmu agama... prinsipnya, kebenaran, kejujuran, rendah diri, tak membeda-bedakan diantara satu sama lain...

berjuanglah dijalan Allah !
semoga selalu dalam lindungan-Nya !!!

Mama Pesan !! jangan lupa telponnya meskipun sekali dalam sebulan...
salam ayah dan mama (sekian)
wassalam...

3 komentar:

  1. Bijaknya seorang ayah bukanlah refleksi sebuah tataran akademik, tapi dia adalah sosok yang apa adanya yang slalu mengedepankan hati & perasaan tuk buah hatinya...

    by Juni*R :)

    BalasHapus
  2. Mantap...
    Dulu, saya selalu menanti balasan surat dengan penuh harap. Dan memang, surat dari kampung itu obat paling mujarab untuk menuntaskan rindu.

    BalasHapus

terimakasih