hari itu selasa 14 Agustus 2012, bertepatan dengan 24 ramadhan 1433 H. seperti biasa aku melakukan aktifitas keseharianku untuk membantu mengkordinir rekan-rekan mahasiswa yang bertugas di BMH. para
mahasiswa ini di amanahkan oleh STIS Hidayatullah untuk membantu proses pengumpulan dana di BMH. mereka bertugas untuk menjaga gerai. aku bersama Ust. Harbin dan Ust. Muntadziruzzaman diamanahkan untuk mengontrol kegiatan keseharian mereka.
Hari itu tidak terlalu berbeda dengan hari-hari biasa di asrama. tidak ada yang mengetahui bahwa sebentar lagi akan terjadi musibahyang akan menimpa kami. pukul 07.30 seperti biasa aku keliling ke kamar-kamar mahasiswa dalam asrama untuk memberitahu bahwa jam 08.00 pagi mereka akan dijemput dan diantar ke gerai masing-masing. salah seorang mahasiswa meminta izin kepadaku untuk tidak ke gerai karena sakit, aku pun mengizinkannya untuk beristrahat di asrama.
pukul 09.00 pagi asrama telah kosong yang tinggal adalah aku, ust harbin dan ust muntadzir. kunyalakan laptop untuk merefresh otak sejenak. bersama ust muntadzir aku asik dengan komputer itu, sedangkan ust harbin pamit untuk memperbaiki motor di bengkel yang ada di depan. sudah puas bermain komputer aku pun merasa ngantuk dan akhirnya tertidur, sedangkan ust muntadzir lebih memilih untuk beristrahat di masjid samping asrama.
asrama yang kami tempati terbuat dari kayu, sudah berumur kurang lebih 25 tahun. di asrama bukan hanya ditempati oleh mahasiswa saja, namun juga ditempati oleh santri madrasah aliyah, mereka juga bertugas mencari dana. salah seorang guru pendamping santri madrasah aliyah, ust. jumardi menuturkan bahwa sekitar pukul 10 pagi dia mencari salah seorang santrinya yang sakit di asrama. ketika ust jumardi masuk ke asrama dia melihat ada sedikit asap bertebaran di asrama, ust jumardi pun mengecek namun tidak mendapatkan apa-apa. ust jumardi pun pergi dan tidak mendapati santri yang sakit tadi dalam asrama.
pada waktu itu aku sedang tidur, walaupun tidurku waktu itu agak sedikit gelisah, tetapi aku tidak merasakan apa-apa, aku tidak menkunci kamar, karena aku tau ust harbin sedang keluar, aku khawatir aja kalau ust harbin datang, mengetok pintu dan mengganggu tidurku.
dalam tidurku itu aku bermimpi bertemu dengan salah seorang mahasiswa, entahlah apa yang aku bicarakan dalam mimpi tersebut.
ketika aku tidur aku merasakan seseorang datang membuka pintu, aku yang setengah sadar berpikir itu adalah ust harbin datang dari bengkel.
namun aku tidak mendengar dia melangkahkan kaki masuk ke kamar, sampai aku merasa kedinginan oleh angin yang berhembus lewat pintu yang terbuka tadi. aku pun terbangun agak sedikit kesal dan membanting pintu biar tertutup. tanpa pikir panjang aku melanjutkan tidur ku. peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.20.
setelah kejadian itu muncullah api dari ruang tengah dengan cepat membakar asrama yang terbuat dari kayu. api pun kian detik kian membesar. seorang ta'mir, yang kebetulan sedang menelepon melihat api tersebut. karena api tersebut tidak memungkinkan ia padamkan dia pun pergi membangunkan orang-orang yang tidur di masjid, termasuk ust muntadzir.
kamarku berada di ujung asrama, asap pun mulai masuk menutup pandangan dan menyisakan kegelapan. sedangkan aku masih tidur tak menyadari apa yang sedang terjadi, tak menyadari sedang menghirup asap hitam, dan tidak menyadari bahwa diriku sedang mendengar jilatan api raksasa......ya rabbi aku takut...
ust muntadzir pun terbangun, Allah menghendaki dia adalah orang yang paling berjasa dalam menyelamatkan jiwaku.
melihat api yang begitu besar dia mendekati asrama, berdiri mengitari dan melihat sekelilingnya, tiba-tiba dia sadar, ust muntadzir tidak melihatku berada di luar asrama, yakinlah dia bahwa aku sedang berada dalam asrama dan tertidur.
ust muntadzir pun berlari melewati pintu yang penuh dengan asap yang sebentar lagi akan terbakar. orang-orang disampingnya berteriak melarang agar dia tidak masuk, sampai ada yang hanya bisamengucapkan takbir, namun hal itu tidak dihiraukan oleh ust muntadzir.
ust muntadzir masuk ke asrama dengan hanya menggunakan firasat dan insting saja, menyusuri lorong asrama yang telah tertutupi asap.
sesampainya dia dipintu kamar, alhamdulillah pintu kamar tidak terkunci sehingga ust muntadzir masuk dan membangunkan ku, ust muntadzir berteriak di samping kepalaku, "kebakaran" dengan suara yang aku tidak pernah mendengarnya dia berteriak sekeras itu.
aku terbangun dalam keadaan panik, bingung dan setengah tidak percaya. pandanganku terarah pada plafon asrama, namun aku mendapatinya telah penuh dengan asap dan kegelapan, begitu pula dengan ruangannya. aku hanya bisa melihat cahaya datang dari arah depanku, cahaya itu berasal dari pintu yang terbuka tadi.
saat itu yakinlah aku bahwa api sedang melahap asrama. aku pun dengan cepat langsung berdiri kemudian berlari kepintu kamar dan keluar menyusuri lorong asrama.
segala puji bagi Allah aku bisa keluar dengan selamat tanpa ada sedikitpun kulitku yang tersentuh oleh api. Alhamdulillah..
selang beberapa menit kemudian api mulai masuk ke kamarku dan membakar seluruh isinya, pakaianku, dompet berisi ktp dan kartu atm, koper berisi ijazah asli dari sd-sma yang kubawa dari kampung, notebook ku dan laptop ust harbin, serta hp ku ikut ludes terbakar. tinggalah diriku dan pakaian yang melekat di badanku, yang salah satu kantongnya berisi uang lw ngg khilaf 20 ribu rupiah.
namun aku tidak terlalu memikirkan semua itu, aku hanya bersyukur Allah masih memberikan aku kesempatan hidup. teringatlah dosa-dosa yang pernah aku lakukan, utang yang belum terlunaskan perbuatan dzalimku kepada saudara saudara se islam yang belum mendapatkan kerelaannya. ya Allah jika Engkau wafatkan aku aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.
namun yang menjadi misteri bagiku adalah apa yang menyebapkan terjadinya kebakaran itu, apakah karena arus pendek sebagaimana analisa pihak kepolisian, atau kah ada orang yang sengaja membakar asrama itu...???? yang jelas tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.
musibah tersebut sangat membekas dalam diriku, sampai-sampai aku selalu trauma apabila aku terpaksa harus tidur sendiri. namun dibalik musibah besar yang telah mewarnai jalan hidupku itu aku berharap aku bisa mengambil hikmah dan semakin termotivasi untuk menjadi hamba yang lebih baik..
kisah ini bukan murni dariku, aku tidak banyak tau karena aku tertidur, orang-orang yang menjadi saksi atas peristiwa itulah yang menceritakan kepadaku proses kejadiannya.
aku hanya bisa mengucapkan puji sykur kepada Allah tuhanku yang maha rahman, yang telah menyelamatkan jiwaku dari api, semoga Engkau juga menyelamatkan aku dari jilatan api neraka kelak.
aku juga berterima kasih kepada ust muntdzir, pahlawan yang sangat berjasa bagi diriku, semoga Allah menjadikan keluarga ust muntadzir keluarga yang sakinah mawaddah, warahmah, dan menjauhkan keluarga ust. muntadzir dari musibah yang bisa mencelakakan jiwa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih