Salah satu tujuan dari system ekonomi Islam, agar kekayaan tidak berputar kepada orang-orang tertentu saja.[1] Dalam artian system ekonomi Islam adalah semangat kepada pemerataan ekonomi ditengah-tengah manusia, tidak terfokus kepada akumulasi kekayaan semata.
Dari tujuan tersebut, mengharuskan adanya sebuah mekanisme pemerataan ekonomi. Islam sebagai
agama yang komprehensif telah menjelaskan dengan sejelas-jelasnya mekanisme tersebut, yaitu dalam teori ‘Distribusi kekayaan’ ditengah-tengah manusia. Teori distribusi kekayaan tersebut, telah disebutkan dalam al-Qur’an dan Hadist, dan dijelakan pula oleh para ulama dan kalangan intelektual muslim secara rinci dalam berbagai kitab.[2]
agama yang komprehensif telah menjelaskan dengan sejelas-jelasnya mekanisme tersebut, yaitu dalam teori ‘Distribusi kekayaan’ ditengah-tengah manusia. Teori distribusi kekayaan tersebut, telah disebutkan dalam al-Qur’an dan Hadist, dan dijelakan pula oleh para ulama dan kalangan intelektual muslim secara rinci dalam berbagai kitab.[2]
Berbeda dengan system perekonomian yang sebagian besar diterapkan di negara-negara barat dan sekuler, yang menganut madzhab ekonomi orthodox (klasik) atau capitalism economic system, cenderung kepada sifat indifidualisme, dan kebebasan mencari provit.[3] Tanpa memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan serta akibat di waktu mendatang, apalagi sampai mempersoalkan halal dan haram, dalam hal ini adalah norma-norma agama.
Akibatnya, pada saat ini kenyataan yang terjadi pada perekonomian dan masyarakat dunia mengalami:
· peningkatan kesenjangan antara kelompok kaya dengan kelompok miskin, hal ini berdasarkan riset The New Economics Foundation dan Human Develompment Report 2006.
· tiga miliyar manusia hidup dengan pendapatan dibawah 2 US $/ hari, satu dari dua anak hidup dalam kemiskinan, dan Produk Domestik Bruto 41 negara miskin setara dengan 7 orang terkaya dunia, berdasarkan Riset Anup shah (2008).
· krisis keuangan global yang dalam waktu 20 tahun terakhri semakin meningkat.
· Krisi global belum berakhir, eropa dan AS terancam resesi berkepanjangan.
· Defisit anggaran negara-negara maju.[4]
Walaupun demikian, tidak dipungkiri juga bahwa system ekonomi kapitalis jika dilihat dari satu sisi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan system ekonomi lainya. Tapi pada hakikatnya keunggulan tersebut hanya bersifat materi murni. Hal inilah yang membedakan secara mendasar antara system ekonomi kapitalis dengan system ekonomi Islam.
Maka pada penulisan makalah ini akan dipaparkan keunggulan-keunggulan system ekonomi kapitalis, hal ini tidak dimaksudkan untuk mengangkat atau mendukung system tersebut, tapi terkadang dengan mengetahui sisi positif suatu hal yang dipersepsikan negative, disamping menambah wawasan keilmuan, bisa dijadikan bahan perbandingan dalam memproses penerapan sebuah system ekonomi. Barangkali pepatah yang paling pas untuk makalah ini adalah, “pengalaman adalah guru yang terbaik”.
Mengapa harus system ekonomi kapitalis, bukan kah disana juga terdapat system-sistem ekonomi lain? karena Permasalahan perekonomian saat ini -apakah itu negara barat/sekuler atau bukan- tidak bisa dipisahkan dengan system ekonomi kapitalis. Sebab, system yang menguasai/mendominasi perekonomian dunia saat ini adalah system ekonomi kapitalis. hal tersebut bisa dibuktikan pada praktek sector meneter pada saat ini, dimana sector moneter bukan hanya sekedar intermediasi antara pemilik modal dengan pengusaha, namun motivasi profit yang menjadi faktor utama didalam setiap transaksinya. Sector moneter juga tidak bertanggung jawab terhadap beban profit dan devisit dalam sebuah kredit pengembangan usaha oleh perusahaan, apakah perusahaan swasta maupun BMUN
bersambung...
bersambung...
[1] Q.S. al-Hasyr : 7, “agar harta itu tidak jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja”
[2] Diantaranya adalah: Yusuf Qardhawi, Daarul Qiyam wal Akhlak fil iqtishadil Islami. Zaki Fuad Chalil, Pemerataan Distribusi Kekayaan Dalam Ekonoi Islam. dll.
[3] Irfan Syauki Beik, pernyataan ini disampaikan beliau dalam kuliah “public finace” di PPS UIKA Bogor
[4] Ibid
Kapan sambungannya, Mas Akhi Bro???
BalasHapuskpan-kpan lah....
HapusWah makin keren aja nih blognya salam silaturrahmi balik ^_^
BalasHapusya mkasih..
Hapus