Judul buku : Syarah adab dan manfaat menuntut ilmu
Judul asli : Syarhu hilyah thaalibil ilmi
Penulis : Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
Penerbit : Pustaka Imam asy-Syafi’i
Tempat terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2005
Cet : Ke-1 (pertama)
Jumlah hal : 288
Halaman
buku ini adalah syarah/penjelasan syaikh
utsaimin terhadap kitab Hilyah Thalibil Ilmi yang dikarang oleh syaikh
Bakr bin Abdullah Abu Zaid pada tahun 1408 Hijriyah. Dimana pada saat itu
kaum
muslimin sedang mengalami kebangkitan ilmiyah. Para pemuda bersemangat datang berbondong-bondong menggeluti berbagai
macam ilmu pengetahuan, memikul tanggung jawabnya serta meregug ilmu dari
sumbernya.
Semangat dan antusias
mereka sangat tinggi. Demikian pula analisa dan kemampuan telaahnya yang
menakjubkan, menyelami permasalahan yang masih tersembunyi.
Maka demi untuk
menjaganya syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid menggoreskan penanya, membuat
sebuah kitab kecil untuk dijadikan pegangan para pemuda thaalibul ilmi pada
masa beliau khususnya agar akidahnya terjaga serta mendapatkan ilmu yang
berkah.
Buku ini membahas
permasalahan adab dan tata cara seorang penuntut imu dalam mencari ilmu. Syaikh
Bakr Bin Abdullah Abu Zaid seolah memberikan pesan kepada kita ‘seperti inilah
seharusnya kalian wahai para tullabul ilmi dalam menuntut ilmu’
Buku ini terdiri dari
tujuh BAB; pertama, adab seorang pelajar terhadap dirinya, kedua,
tata cara menuntut ilmu, ketiga, adab seorang pelajar
terhadap gurunya, keempat, ada berteman, kelima,
adab seorang pelajar dalam kehidupan ilmiyahnya, keenam,
merealisasikan ilmu dengan amal dan perbuatan, ketujuh, hal-hal
yang perlu dihindari seorang penuntut ilmu.
Diantara adab-adab
tersebut adalah;
- seyogyanya seorang penuntut ilmu senantiasa merasa takut kepada Allah. Karena Allah megaskan, “sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambanya adalah ulama”.
- Belajar langsung dari guru, dengan cara mendengar langsung, duduk bersama mereka. Bukan belajar sendiri dari kitab, karena yang langsung dari guru adalah mengambil nasab ilmu dari pembawa ilmu yang berakal yaitu sang guru. Adapun belajar langsunng dari kitab, kitab adalah benda mati. Maka bagaimana mungkin ilmmunya bisa nyambung.
- Menjaga kehormatan guru. Seorang penuntut ilmu hendaknya menggangap gurunya sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar yang mengajarkan ilmu kepadanya, serta sebagai pendidik yang membimbingnya kepada budi pekerti yang baik. Seorang murid yang tidak percaya kepada gurunya pada dua hal ini maka dia tidak akan mendapatkan apa yang diinginkan.
- Hindari teman yang buruk, karena teman dan pergaulan sangat berpengaruh terhadap akhlak seseorang. Maka pilihlah teman yang bisa membantu untuk mencapai cita-cita dan bisa mendekatkan diri kepada Allah.
- menjaga ilmu dengan menuliskan dan mengamalkannya
- Zakat ilmu. Zakat ilmu itu dengan menyebarkan ilmu.
- Menghindari menyampaikan ilmu sebelum punya keahlian, Karena hal itu adalah bukti atas beberapa hal; pertama, persa’an taajub pada dirinya sendiri. Kedua, itu menunjukan kebodohan serta ketidak pahamanya dalam suatu masalah. Ketiga, menyampaikan ilmu sebelum mempunyai keahlian pasti dia akan mengatakan sesuatu atas nama Allah yang tidak dia ketahui. Keempat, seseorang itu apabila sudah menyampaikan ilmu kebanyakan tidak lagi mau menerima kebenaran.
Kelebihan:
- disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami, syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid membawakan nya secara umum, kemudian dijelaskan oleh syaikh utsaimin dengan menyertakan dalam penjelasannya dalil al-Qur’an dan al-Hadits.
- Keindahan bahasa yang digunakan syaikh Bakr, beliau nampaknya sangat paham ilmu balagah. dalam beberapa kalimatnya kita akan sering mendapatkan –meminjam istilah syaikh utsaimin- “perpindahan pembicaraan”. Apa itu ‘perpindahan pembicaraan? Kita akan tahu setelah kita membacanya
- Pembahasan disampaikan secara sistematis, begitu pula materinya tidak berpanjan lebar sampai kemana-mana, akan tetapi beliau menyampaikannya secara terarah
- Dalil dari hadits disertakan dengan takhrijnya
- Dalam beberapa penjelasannya disertakan dengan syair-syair
Kekurangan:
- Covernya terlalu klasik
- Nama syaikh Bakr bin Abdullah Abu zaid tidak disertakan di cover
- Karena kitab klasikal, tidak ada daftar pustakanya
Sebagai seorang yang sedang menuntut ilmu,
membaca buku ini memberikan kepada saya pribadi motivasi dan pemahaman
bagaimana seharusnya seorang penuntut ilmu. Seolah-olah syaikh utsaimin sedang mengajar
didepan kita dengan membaca kitab syaikh Bakr dalam nuansa klasik.
Penyampaianya yang begitu halus, dengan sentuhan bahasa yg lembut, membuat
orang yang membacanya tersentuh. Terlebih lagi bagi mereka yang ikhlas dalam
menuntut ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih