Minggu, 09 Desember 2012

Acara Temu Alumni Gunung Tembak: Depok, 08 Desember 2012



Hari jumat kemarin, selepas pulang kuliah saya langsung ke asrama, membuka lemari, kemudian mengambil hp untuk mencek adakah panggilan atau pesan  yang masuk. 

Ada dua panggilan tak terjawab dari ust ilman, saya menelpon balik, yang mengangkat adalah zaujah beliau, ummu nafi’. Beliau hanya menyampaikan pesan Ust Ilman bahwa sabtu besok ada acara temu alumni gunung tembak di rumah ust Naspi bersama ust Nasirul Hak. Bismillah saya menyanggupinya, tak lupa,  saya juga meminta izin mengajak teman untuk menemani saya ke depok, maklumlah saya orang baru, belum terlalu paham dengan rute di depok.


Singkat cerita sampailah saya di depok bersama dua orang teman yang juga pernah nyantri di Hidayatullah, walaupun bukan alumni gunung tembak.
Acara dimulai ba’da shalat asar.

Di pertemuan singkat itu saya bertemu dengan kakak-kakak senior saya, bang dayat, bang rojif. Saya sangat senang bisa bertemu dengan mereka, setelah sekian waktu kami tidak saling bertemu.

Yang paling berharga dalam pertemuan itu adalah sosok ust Nasirul hak. dalam pandangan saya beliau itu adalah seorang kader intelek muda yang berbakat yang dimiliki Hidayatullah, kehadiran beliau sangat bermanfaat dan memberi makna kepada saya, disamping karena beliau adalah dewan syuro Hidayatullah sekaligus dosen ushul fikih saya, tapi juga karena beliau sedang menjalani proses pendidikan S3 di univ antar bangsa Malaysia, dimana beliau banyak menceritakan bagaimana beliau menjalani perkuliahannya.

Ust nasirul hak itu tidak pulang kerumahnya keculai pada jam 23.00, selebihnya beliau menghabiskan waktunya di perpustakaan untuk belajar. Sebenarnya beliau mendapatkan konpensasi untuk langsung mengadakan penelitian Disertasi, namun beliau menolak dan lebih memilih untuk kuliah secara full. Alasan beliau,“jika saya langsung mengambil penelitian disertasi, maka saya hanya bisa  berintraksi dengan 2 atau 3 profesor, tapi apabila saya mengikuti kuliah secara full, otomatis saya bisa belajar dengan puluhan professor”.

Dalam hal memanejemen waktu, ust nasirul hak lah orangnya, ditengah-tengah kesibukan aktifitas akademika, beliau juga tetap menjalankan amanah sebagai anggota Dewan Syuro, begitu pula amanah di MUI Balikpapan, beliau tetap aktif dalam setiap pertemuan-pertumuan yang diadakan rutin.

Namun dibalik kepiyauan beliau dalam memenej waktu  ada seseorang yang  sangat berperan aktif, tertutama dalam membantu menyelesaikan tugas tugas akademika dan penelitian beliau. Siapa dia? siapa lagi kala bukan Istri tercintanya. Ketika ust nasirul hak melakukan penelitian diperpustakaan, dalam mengkaji kitab-kitab, manuskrib dan literature-literatur Islam, istri beliau lah yang bertugas untuk mencatat yang telah di tandai oleh ust nasirul hak, terus ust tinggal mempelajari  dan mengganalisa.
Kayaknya yang ini asik, dan perlu ditiru. J

Kata beliau, “sebagai generasi muda Hidayatulah yang wajib  dilakukan, yang pertama adalah menyerap nilai-nilai kelembagaan yang diwariskan oleh pendahulu Hidayatullah, yang kedua memelihara dan menjaga kultur kelembagaan, yang ketiga mengembangkan hal-hal yang dibutuhkan lembaga untuk kemajuan di masa mendatang. Hidayatullah akan runtuh apabila para kader melalaikan hal ini.

Beliau banyak perpesan agar benar-benar memanfaatkan waktu luang dan kesehatan yang diberikan olah Allah. Apalagi sekarang tinggal di ibu kota, dimana segala informasi bisa dengan mudah didapatkan, begitu pula banyak tokoh-tokoh yang bisa kita ketemu dengannya.

permasalahan penting yang juga dibahas beliau terkait santri-santri yang ditugaskan belajar  yang kemudian setelah selesai berbalik menyerang Hidayatullah. Saya jadi teringat ketika ust nasrullah, putra allahu yarham Abdullah said, ketika di tegur dimimbar oleh ust Abdur rahman, padahal waktu itu saya adalah termasuk diantara santri yang paling sering belajar dengan beliau, karena saya tergabung di markaz lugah yang dikelola beliau. Biasanya saya dan teman-teman pergi kerumahnya untuk belajar. makanya saya sedikit tercap dengan istilah yang ngg enak didengar.

Kata ust nasirul hak, hal itu terjadi karena kurangnya pembianaan secara berkala santri-santri yang mendapat tugas belajar. Alhamdulillah hasilnya akan ada  pertemuan rutin alumni-alumni dan santri gunung tembak di Jakarta.

Dan yang tak kalah asiknya, mahasiswi-mahasiswi yang bertugas belajar di LIPIA dan yang lainya juga ikut hadir, :) walaupun saya tidak mengenal mereka satu persatu, melihat mereka, membuat saya teringat lw sedang lewat di kantor WKP, “curi pandang, cari perhatian”   :) cukuplah mehinghilangkan rasa kangen kampus gutem 

Bermanfaat… ?  pastilah…. Melihat sosok beliau, tanpa bicara pun sudah membuat tenang dan menambah spirit.

Semoga kedepan hidayatullah bisa  semakin maju…

kata allahu yarham Ust. Abdullah Said, “suatu saat kita akan masuk ke Istana dengan kalungan bunga”
siapkah…? Sebagai kader kita harus siap, sekedar masuk ke istana hanyalah cita-cita kecil dari mimpi  besar Hidayatullah… 
**membangun peradaban Islam**

Bogor, 09 desember 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih