Minggu, 17 Februari 2013

Filosofi Etika Bisnis Islam


oleh  :  Adi  Setiawan, LC


وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الأرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُون
"Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” 
(QS. Al-a’raf:10)
Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam, dan kebutuhan ini harus terpenuhi. Di antara kebutuhan tersebut ada yang disebut dengan kebutuhan pokok, berupa; sandang, pakaian, dan papan. Dalam memenuhi kebutuhan
pokok ini, manusia dituntut bekerja, mencari penghidupan, dan sumber penghidupan itu terhampar luas di muka bumi ini, sebagaimana keterangan dari ayat di atas.
Setelah memberikan sumber penghidupan, lantas Allah Subhaanahu Wa Ta’ala tidak membiarkan umat manusia begitu saja dalam memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi Allah tetap mengariskan rambu-rambu kehidupan yang harus diikuti, yaitu syariat Islam.  
Islam mengatur setiap persoalan, termasuk memenuhi kebutuhan hidup, dengan asas agama (religiusitas). Islam juga memadukan segala nilai material dan spiritual ke dalam satu keseimbangan menyeluruh agar memudahkan manusia menjalani kehidupan yang telah ditentukan oleh rahmat dan kasih sayang Allah di akhirat nanti. 
Melakukan aktivitas ekonomi seperti berbisnis merupakan sebuah kegiatan yang mulia. Agama manapun sangat menganjurkan melakukannya sebagai salah satu cara mempertahankan hidup (survive) dan memenuhi kebutuhan pokok. Bahkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Was-salam pernah mengatakan salah satu cara terbaik mencari nafkah adalah dengan berdagang (berbisnis). Berdagang atau berbisnis sebagai salah satu wujud kemerdekaan manusia tidak serta merta dilakukan secara bebas berdasarkan kemauan ekonomi manusia yang rakus. Namun, kegiatan tersebut harus dilandasi oleh hukum dan etika.
Kerakusan dan individualisme merupakan ciri dari ekonomi konvensional, maka tidak heran jika para pebisnisnya akan manghalalkan segala cara demi memperoleh keuntungan materi. Berbeda dengan para pembisnis yang tetap mempertahankan etika dan moral, sehingga setiap transaksi-transaksi yang mereka laksanakan bernilai dan beradab. 
Menurut Umer Chapra, secara umum titik tekan atau pun karakteristik dari sistem ekonomi pasar (kapitalis), yang merupakan salah satu sistem ekonomi konvensional adalah:
1. Adanya kebebasan individu yang tidak terbatasi untuk memenuhi kepentingan pribadi, kepemilikan, dan pengelolaan property privat.
2. Ekspansi kekayaan yang dipercepat dan produksi maksimum serta pemenuhan kebutuhan menurut preferesni individual.
3. Lebih mengutamakan kekuatan-kekuatan pasar dalam alokasi dan distribusi sumber-sumber daya dan meminimalkan peranan pemerintah atau penilaian kolektif. 
Berbeda lagi dengan sistem ekonomi komunis atau sosialis,, sistem ini tidak membenarkan individu untuk memiliki modal. Hal ini menghilangkan semangat untuk brproduksi secara maksimal. Kemerdekaan bekerja tidak ada, manusia dianggap sebagai paku atau sekrup dalam sebuah mesin yang bisa diganti jika tidak diperlukan lagi.  
Dominasi materilisme yang meliputi seluruh dunia telah mengakibatkan berbagai masalah psikologi dan sosial bagi para pelaku bisnis. Beberapa masalah tersebut didasarkan pada kekurangan mereka- termasuk para karyawan dan costumer- terhadap prinsip-prinsip moral dan identitas. Masalah sering kali timbul, namun teori dan hukum bisnis gagal mencarikan solusi bagi para pengusaha belakangan ini. 
Pada dasarnya Islam tidak melarang pelaku bisnis mencari keuntungan materi, sebab mencari keuntungan materi sendiri bisa menjadi motivasi yang kuat bagi mereka. Maka tidak heran jika Imam Ghazali secara eksplisit mengatakan bahwa motivasi para pedagang adalah mencari untung. Namun, dalam ekonomi Islam, untung tidak semata untung di dunia, tetapi juga untung di akhirat.  Dan sejatinya inilah konsep ekonomi Islam yang memadukan segala nilai material dan spiritual ke dalam satu keseimbangan menyeluruh (universal balancing).
Perbedaan persepsi antara ekonomi Islam dan ekonomi konvensional tentang konsep, metode, sasaran, tujuan dan orientasi bisnisnya masing-masing, akan sangat menarik untuk dikaji oleh para akademisi, termasuk pemakalah.

bersambung...

4 komentar:

  1. Assalamualaikum akhi mau nanya nih setelah kita download template bawaan dari SORA ini gimana cara memasang gambar kita sendiri? terimakasih atas jawabannya ana tunggu bisa disini atau diblogku ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikum salam,

      ketika pertama sy lhat ada komen masuk, pikiranku menebak bahwa komentarnya pasti terkait dengan ilmu ekonomi. pas saya lihat ternyata dari akhy... terus yg ditanya masalah blog....

      tapi ngg papalah, sdah ada yg komen pun sy bersukur, ternyata masih ada pengunjung yg masih menyempatkan komen, tidak sebagaimana pengunjung lainya, main copas tanpa pamit terlebih dahulu nyapa tuan rumah.. hehe

      untuk pertanyaanya, karena jawabnnya panjang and ngg mungkin di jawab disini, Insya Allah lw ada waktu saya buat postingan terkait dengan pertanyaan akhy...

      wassalam

      Hapus
    2. gampang tuh.... hanya perlu masuk ke Edit HTML.... :D

      Hapus
    3. lebih tepatnya, mudah bagi orang-orang yang tau...

      Hapus

terimakasih