Bahagia itu, saat keduanya merasa bangga atas hasilmu

Hari ini, Sabtu, 30 November 2013, Dengan segala keterbatasan, kuberanikan untuk mengirimkan sebuah email yang berisi surat lamaran pekerjaan ke sebuah lembaga. Aku ingin kerja… bekerja untuk memenuhi kebutuhanku, dan sebagai harapan asa dan cita yang terpendam, yang akhir-akhir ini kian membara dalam luapan emosi.

Allahul Mustaan…

Sebelum terkirimnya email ini, sebuah nasihat datang dari seorang guru tentang rezeki yang baik, bahwa rezeki yang baik adalah berasal dari sumber yang halal dan hasil dari keringat sendiri. Namun tahukah jika selain rezeki yang baik ada rezeki yang lebih membahagiakan? Yaitu berupa nikmat, karunia, dan rizki Allah yang datang dari seorang anak shalih kepada orang tua yang telah membesarkan, merawat dan mendidiknya dengan pendidikan terbaik dan kasih sayang.

Tiba-tiba hatiku terguncang, sedih, bercampur harapan, agar aku bisa menjadi seperti anak itu, karena tersadar selama ini aku belum bisa memberi lebih kepada kedua orang tuaku, bahkan selama ini akulah yang masih sering ‘diberi’.

Allahul Mustaan…

Aku memberanikan diri. Sambil terus berdo’a, agar Dia memberikan dan mencarikan kepadaku pekerjaan yang baik dan halal, yang dengannya bisa kepenuhi sendiri kebutuhanku, dan agar kedua orang tuaku dapat merasakan hasil dari pendidikannya kepadaku. Walaupun itu tidak akan pernah cukup untuk membalas jasa mereka...