‘Dakhiliyyah’ (داخلية) adalah sinonim dari kata ‘maskan’ (مسكن), atau ‘sakan’ (سكن), yang berarti asrama. Jika artinya dicari di dalam kamus umum bahasa Arab, maka tidak akan didapatkan ada yang menterjemahkannya dengan arti ‘asrama’. Karena penggunaan istilah ‘Dakhiliyyah’ dengan arti asrama adalah berasal dari sebuah negeri di Benua Hitam. Negeri itu adalah Sudan.
Dakhiliyyah Abdullah Said itu sendiri adalah nama Asrama Putra Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan. Istilah
‘Dakhiliyyah’ mulai digunakan saat diputuskan bahwa semua mahasiswa harus hijrah dari Asrama Putra (Aspura) Darul Arqam ke asrama baru. Sebenarnya tempat pindah tersebut lebih tepat disebut ‘lama’ karena asrama itu adalah eks Madrasah Tsanawaiyyah Putra. Sambil menunggu penyelesaian Rusun Mahasiswa yang sedang dalam tahap penyelesaian. Maka disepakatilah penyebutan kata ‘Asrama’ dengan ‘Dakhiliyyah’.
Istilah ‘Dakhiliyyah’ ditransfer dari bahasa arab negeri Sudan dan dipopulerkan oleh Ust. Lukman Hakim. Beliau seorang alumnus salah satu Universitas di Sudan jurusan Sastra Arab. Beliau sebagai PK III STIS, disamping kapabilitas beliau sebagai sarjana sastra, maka ditetapkanlah penggunaan kata tersebut.
Dakhiliyyah Abdullah Said terletak di dalam kampus Hidayatullah sekitar 500 M ke arah timur dari Mesjid ar-Riyadh, Tepat di belakang kiri Aspura Darul Arqam. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Dakhiliyyah Abdullah Said merupakan Eks Madrasah Tsanawiyyah yang telah pindah ke Gedung barunya.
Kondisi Fisik Dakhiliyyah Abdullah Said masih sangat sederhana, klasikal. Dinding-dindingnya terbuat dari papan dan tripleks. Atapnya terbuat dari atap seng yang sudah berumur puluhan tahun sehingga jika angin datang bisa saja atap seng tersebut lepas dari tempatnya. Hampir tepat di sebut ‘rumah tanpa jendela’ jika saja di Aula tidak ada jendela. Lantainya campuran semen tanpa plester. Tapi walaupun demikian, Dakhiliyyah Abdullah Said mempunyai halaman berupa taman yang berisi bunga yang rapi disertai sejenis pohon palem. Bahkan di bagian depan kanannya ada sebuah pohon Beringin rindang, biasanya menjadi tempat faforit mahasiswa membual di sore hari.
Saat ini Dakhiliyyah Abdullah Said dihuni sekitar 40-an mahasiswa. Mulai dari semester dua sampai semester delapan. setiap semester menempati satu ruangan/kamar. Kecuali semester dua menempati tiga kamar karena jumlah mereka sedikit lebih banyak di banding dengan jumlah semester lainnya.
Dakhiliyyah Abdullah Said terdiri dari 11 ruangan/kamar. Enam ruangan difungsikan sebagai kamar mahasiswa. satu ruangan untuk pengasuh. Satu ruangan untuk UKS. Bagian tengah Dakhiliyyah Abdullah Said terdapat sebuah ruangan besar yang di fungsikan sebagai tempat pertemuan atau pusat kegiatan mahasiswa (Aula). Ruangan lain yang bersampingan dengan UKS dimanfaatkan BEM dan Syuro Mahasiswa sebagai Markaz mereka. Ruangan berikutnya adalah dapur. Kemudian ruangan terakhir paling pojok kiri (jika dilihat dari depan) merupakan tempat penyimpanan barang-barang antik (Gudang).
Kondisinya yang masih begitu sederhana, Suasana klasikal yang begitu kental, tapi dari tempat ini kelak diharapkan mengeluarkan sarjana-sarjana yang memiliki jiwa militansi yang tinggi. Bukan sekedar ‘karbitan’, tapi benar-benar menjadi seorang pejuang Islam sejati. Dengan pola pengkaderan yang fokus pada peningkatan mental dan spiritual, peningkatan intelektual dan pengembang kekuatan fisik dan kemampuan skil lapangan, para mahasiswa kedepan akan menjadi seorang ‘Pemimpin yang Ulama’ dan Ulama yang Pemimpin.
ini bekas gedung MA RM PUTRA tahun 2001 dulu angkatan 8 & 9
BalasHapuskalau dulu MA, terus menjadi MTS. Sekarang Kami Sulap menjadi 'Bengkel Peradaban' Mahasiswa...
Hapus