Seperti biasa, rabu subuh 31-Oktober-2012, saya dan
teman-teman mengikuti pengajian rutin yang diisi oleh Prof. Dr. KH. Didin
Hafidzuddin di masjid al-Hijri. Kajian subuh kali ini adalah pembahsan tentang
hukum mendatangi istri ketika haidh. Antusias saya dan teman-teman sangat
tinggi untuk mendengarkan kajian taklim dari Prof. Didin, maklumlah beliau
sangat sibuk sebagai ketua Badan Amil Zakat Nasional, selain itu beliau juga
adalah direktur pasca
sarjana Univ Ibn Kholdun Bogor, Sehingga sangat jarang beliau bisa mengisi taklim mahasiswa yang telah terjadwal.
sarjana Univ Ibn Kholdun Bogor, Sehingga sangat jarang beliau bisa mengisi taklim mahasiswa yang telah terjadwal.
Kajian
subuh itu agak sedikit berbeda dengan biasanya. Prof. Didin tidak terlalu
memperpanjang kajian fikih, tetapi mempersingkat. Seusai membahas kajian fikih,
Prof. Didin mengistruksikan kepada kami untuk lebih merapat, tampaknya beliau
ingin menyampakan sesuatu yang penting.
Hal
disampaikan Prof. Didin adalah terkait isu terorisme yang baru-baru ini
menghangat kembali, yaitu ketika polri membuat pernyataan bahwa HASMI (Harakah Suniyyah untuk Masyarakat Islami) dituding berkaitan
dengan kegiatan terorisme di Indonesia, yang notabene adalah santri-santri
alumni Ulil Albab (pesantren saya sekarang), murid-murid Prof.. Didin.
Terkait isu
terorisme tersebut, Prof Didin memberikan pencerahan kepada kami bagaimana
menyikapi isu terorisme tersebut. Prof. Didin memberikan penjelasan bahwa:
pertama, Aksi terosime di Indonesia
tidak boleh hanya disandarkan kepada Islam. Islam tidak mengajarkan kekerasan,
walaupun terorisme datang dari
kelompok-kelompok under gruond yang mengaku Islam, tetapi hal itu
berangkat dari pemahaman yang salah
dalam memahami Islam.
kedua, Aksi terorisme timbul
karena ketidak adilan. Ketika orang-orang palestina menyerang orang-orang
yahudi di israel, dunia ramai-ramai memberikan perhatian, dukungan dan
memberikan bantuan kepada israel, tetapi ketika ummat Islam di Palestina di
bantai oleh orang-orang yahudi, dunia, dalam hal ini adalah PBB hanya terdiam
tidak memberikan respon atau mengeluarkan sebuah resolusi bagi permasalahan
tersebut. Akibatnya ummat Islam marah, karena merasa tidak mendapatkan keadilan.
ketigaAksi terorisme terjadi
karena adanya kesenjangan sosial. Terutama di Indonesia, jarak yang memisahkan
antara orang kaya dan miskin sangatlah besar, ummat Islam Indonesia ibarat
rumput kering, terkena sinar matahari aja bisa memicu terjadi kebakaran, ummat
Islam yang kurang terdidik agamanya berpikiran
pendek, akan melakukan sesuatu apapun tanpa melihat resiko yang akan terjadi
kedepan demi mendapatkan sedikit keuntungan.
intinya beliau berpesan kepada kami, agar meswaspasai oknum-oknum tertentu, yang memanfaatkan semangat pemuda-pemuda Islam. Isu terorisme adalah salah satu program dari sebuah skenario besar untuk menghancurkan generasi muda ummat Islam.
intinya beliau berpesan kepada kami, agar meswaspasai oknum-oknum tertentu, yang memanfaatkan semangat pemuda-pemuda Islam. Isu terorisme adalah salah satu program dari sebuah skenario besar untuk menghancurkan generasi muda ummat Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih